Rabu, 28 Januari 2015

Kisah Abu Qatadah ra

Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa pada suatu hari Qatadah ra terkena anak panah di bagian matanya, yang menyebabkan bola matanya keluar dan menggantung di atas pipinya. Waktu itu para sahabat yang lain bermaksud hendak menolongnya, namun ditolak oleh Qatadah karena belum mendapat izin dari Rasulullah SAW.

Setelah Qatadah meminta izin kepada Rasulullah, ternyata beliau tidak mengizinkan mereka membantu Qatadah. Justru Rasulullah SAW sendiri yang memegang bola mata Qatadah dan memasukkannya kembali ke tempat semula, sehingga sembuhlah mata Qatadah, bahkan lebih baik dari keadaan sebelumnya.

Abu Hurairah ra dan Penyakit Lupa

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam yang lain dari Abu Hurairah ra, bahwa pada suatu hari beliau mengadu kepada Rasulullah SAW tentang banyaknya hadits Rasulullah yang terlupakan olehnya, sehingga Abu Hurairah ra meminta agar dibebaskan dari penyakit lupa yang dialaminya.

Abu Hurairah ra berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku banyak mendengar sabda-sabdamu, tetapi aku sering lupa, maka aku ingin sekali untuk tidak lupa.”

Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Bentangkanlah surbanmu!”

Meminta Tolong dan Menyampaikan Harapan Melalui Nabi Muhammad SAW


Sesungguhnya ada banyak hadits yang menerangkan bagaimana Rasulullah SAW meluluskan permohonan dan permintaan orang-orang yang memiliki hajat, serta bagaimana beliau membebaskan mereka dari kesulitan. Karena Rasulullah SAW adalah wasilah yang paling utama untuk memohon kepada Allah SWT, baik untuk menolak bencana maupun untuk tercapainya suatu hajat.

Tidak diragukan lagi bahwa Kiamat adalah suatu masa yang paling menakutkan dan mengerikan bagi seluruh manusia. Hari Kiamat adalah masa penantian yang seolah-olah tiada ujungnya. Pada masa itu panas yang memanggang di tengah kumpulan manusia bak pasir di lautan, sementara cucuran keringat menggenang melampaui leher.

Sabtu, 24 Januari 2015

Penafsiran Ibnu Taimiyah terhadap Ayat-ayat Syafaat


Ibnu Taimiyah mengemukakan dalam kitabnya al-Fatawa sebuah analisis yang jitu sekali sehubungan dengan dikemukakannya sejumlah ayat yang dijadikan dalil untuk melarang syafaat atau yang mengesankan tidak bergunanya syafaat, serta larangan untuk meminta syafaat oleh pihak-pihak yang menentang permohonan syafaat kepada Nabi Muhammad SAW di dunia ini.

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa orang-orang yang mengingkari syafaat ber-hujjah dengan ayat-ayat sebagai berikut:

Firman Allah:
 
“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (Kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafaat dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.” (QS. al-Baqarah [2]: 48)

Jumat, 23 Januari 2015

Al Asyiqien Group

Dengerin sholawat yuk! Pecinta Rasulullah Saw tentu harus banyak bersholawat. Berikut akan kami potingkan sebuah album sholawat yang bisa didownload dan setelah itu tentu dinikmati. 

Album ini merupakan sholawat versi hadroh banjari. Insya Allah bagus dan bisa dijadikan referensi variasi pukulan dan variasi vokal yang kebanyakan diambil dari irama festival hadroh al banjari Jawa Timur, Indonesia.

Berikut link-nya dan silakan untuk mendownload, semoga bermanfaat.

 

Memohon Syafa'at kepada Nabi Muhammad Saw


Sebagian orang ada yang mengatakan bahwa kita tidak boleh memohon syafaat kepada Nabi Muhammad SAW di dunia ini. Bahkan sebagian yang lain menyatakan perbuatan seperti itu termasuk ke dalam perbuatan syirik dan sesat. Untuk memberikan pemahaman yang baik dan benar perihal memohon syafaat kepada Nabi Muhammad SAW, berikut akan penulis sampaikan penjelasan yang diberikan oleh Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki dalam bukunya Paham-Paham Yang Perlu Diluruskan dengan sedikit penyederhanaan redaksi.

Sekelompok orang yang melarang umat Islam untuk memohon syafaat kepada Nabi SAW di dunia ini dan bahkan memvonisnya sebagai perbuatan syirik biasanya berdalil dengan ayat berikut:

Rabu, 21 Januari 2015

Jin Jahat dan Pembacaan Maulid

Kejadian ini di Solo. Ketika sebuah rumah tua akan dijual oleh pemiliknya namun terlalu banyak jin jahat yang ada di dalamnya. Siapa pun yang masuk akan kesurupan. Di dalam rumah itu ada sebuah kamar yang berisi gamelan dan lainnya, yang konon siapa pun yang berani masuk ke situ akan mati.

Ketika hal itu disampaikan oleh pemilik rumah kepada al Habib Anis al Habsyi Solo, beliau memerintahkan si pemilik rumah untuk membuka semua pintu dan jendela, lalu masuk bersama-sama sambil bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw, lalu di hadapan kamar yang paling berbahaya itu dibacakan bersama-sama maulid Nabi Saw, maka saat sampai pada asyraqal (berdiri untuk malahl qiyam) maka terdengar suara hiruk pikuk dari dalam kamar itu dan pintunya terbuka diiringi suara jeritan yang cukup banyak dari makhluk tak terlihat yang ada di situ keluar dari dalam kamar. Maka setelah itu, rumah itu pun aman.

Hikmah dan Keutamaan Shalawat


Ada banyak hikmah dan keutamaan yang menyertai setiap amaliah yang diperintahkan di dalam Islam, termasuk shalawat. Bila Anda membiasakan diri menghaturkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, ada banyak hikmah dan keutamaan yang akan Anda dapatkan. Hikmah dan keutamaan bershalawat yang kita peroleh informasinya dari hadits dan nasihat-nasihat para ulama tujuannya adalah agar kita semakin semangat untuk bershalawat dan menjadikannya sebagai dzikir yang terus membasahi hati dan lidah kita.

Berikut akan kami sampaikan sejumlah hikmah dan keutamaan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW:

Selasa, 20 Januari 2015

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Bershalawat


Perlu diingat bahwa bershalawat bukan sekedar memuji dan menyanjung Baginda Rasul SAW. Ketika Anda membaca shalawat, Anda bukan hanya sekedar melafalkan kalimat-kalimat indah dan puitis untuk Rasulullah SAW, namun hakikatnya Anda sedang berdoa, berdzikir dan bermunajat kepada Allah Ta’ala. Tentunya ketika Anda menyampaikan shalawat teriring harapan dalam hati Anda semoga Allah ‘Azza wa Jalla berkenan mengabulkannya. Berdoa, berdzikir dan bermunajat kepada Allah termasuk bentuk ibadah. Sehingga orang yang bershalawat pada dasarnya adalah orang yang sedang beribadah kepada Allah, dan dia akan mendapatkan limpahan anugerah dan pahala dari-Nya.

Oleh karena itu, apabila Anda hendak bershalawat ada sejumlah hal yang perlu Anda perhatikan, baik yang terkait dengan kondisi, tempat maupun waktu.

Senin, 19 Januari 2015

Mengapa Shalawat Kita Haturkan kepada Nabi Muhammad Saw?

Tentunya sebagai umat Islam kita bersepakat dan meyakini dengan penuh keimanan bahwa Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia paling sempurna dan memiliki derajat kemuliaan tertinggi di sisi Allah SWT. Beliau adalah yang terpilih di antara manusia-manusia pilihan. Beliau adalah sosok terkasih di antara para kekasih Allah, yang jauh sebelum wujudnya hadir di alam dunia ini cahaya (nur)-nya telah terlebih dahulu diciptakan Allah. Bahkan keberadaan Nur Muhammad itu mendahului masa diciptakannya Nabi Adam AS, Sang Abul Basyar.

Ada pendapat yang mengatakan, syahdan mahar yang diberikan oleh Nabi Adam AS saat menikahi Bunda Hawa adalah bacaan shalawat yang beliau lantunkan sebanyak sepuluh kali. Luar biasa bukan? Padahal masa itu Nabi Adam AS sama sekali belum mengetahui seperti apa wujud manusia yang kepadanya shalawat itu beliau haturkan. Kemuliaan yang dianugerahkan Allah pada diri Nabi Muhammad SAW membuat namanya disebut-sebut dalam pernikahan suci yang berlangsung antara Nabi Adam AS dengan Bunda Hawa.

Bahkan ketika Nabi Adam AS berbuat kekhilafan, dalam pertaubatannya kepada Allah SWT beliau menyebut nama Nabi Muhammad SAW. Beliau memohon ampun kepada Allah dengan menyebut nama makhluk pilihan yang paling dikasihi Allah, yakni Nabi Muhammad SAW. Telah sampai kepada kita riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menceritakan perihal itu.

Inilah Alasannya Mengapa Anda Harus Bershalawat

Perlu diketahui bahwa bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW bukanlah sebuah amal yang diada-adakan (bid’ah). Membaca shalawat bukanlah amaliah yang muncul akhir-akhir ini. Ia memiliki landasan syariat yang secara langsung disampaikan perintahnya oleh Allah SWT di dalam al-Qur’an. Simaklah ayat berikut ini:

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab [33]: 56)

Apa yang terlintas di hati Anda setelah membaca dan memperhatikan ayat di atas?


Tentunya Anda menemukan informasi yang begitu jelas bahwa Allah sendiri sebagai Sang Pencipta Nabi Muhammad SAW turut bershalawat kepadanya. Tidak ada satu amalan pun yang diperintahkan Allah kepada kita untuk melaksanakannya dan Dia sendiri melakukannya selain shalawat. Allah SWT memerintahkan kita untuk bershalawat kepada Nabi SAW dan Dia pun turut bershalawat.

Pengertian Shalawat

Sebagai seorang Muslim tentunya Anda tidak asing dengan shalawat. Bahkan bisa dipastikan bahwa Anda pernah dan sering membaca shalawat, setidaknya tatkala menunaikan shalat yang di dalamnya kita mesti membaca shalawat setelah bacaan tasyahud. 


Namun tentunya tidak mudah bagi setiap Muslim untuk menjawab ketika ditanya apa sebenarnya yang dimaksud dengan shalawat. Kebanyakan dari kita hanya bisa mengatakan bahwa shalawat adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan Rasulullah Muhammad SAW. Itulah sebabnya sebelum mengupas lebih jauh tentang shalawat, hal pertama yang perlu dijelaskan di sini adalah pengertian shalawat.


Secara bahasa, makna shalawat adalah doa, berkah, rahmat dari Allah, dan ibadah. Dalam bahasa Arab, ‘shalawat’ adalah bentuk jamak dari kata ‘shalat’. Jika shalawat dilakukan manusia, maka ia berarti permohonan; jika dilakukan oleh malaikat, maka maknanya adalah permohonan ampunan (maghfirah); dan jika yang melakukan shalawat adalah Allah, maka maknanya adalah curahan rahmat dari-Nya.